Translate

Sabtu, 18 Maret 2017

#PETANG DI BARELANG#


I/
Adalah pompong kencang mengadu pandang. Desau angin membelah air
sungai hingga menepuk tiangtiang rumah panggung di tepian Barelang.
Tak jauh dari jerambah menjulang, kulihat anakanak menyulam jala, dan
berlarian di pelantar petang. Serupa pelangi melengkung di bukit
hijau, dan berhadapan semesta petang, nampak bulan sedang telanjang
dada di antara dua pulau saling bersebelahan. Jerambah satu hingga
jembatan berikutnya seakan menautkan perkara hati yang sama, tentang
keelokan petang dalam helaian kalam-Nya. Di petang Barelang, menyatu
di altar-Nya.
II/
Awan berayunrayun di selangkang petang. dibuai oleh kerlingnya, juga
takjua karena lengkingnya. Di muka gerbang senja terasa lilu menapaki
malam. Karena petang telah menyenggamai sepiku, ingin menemuinya lagi,
merangkai risalah rinduku. Barelang menjelma suluhhati, karena dengan
lihai mengisahkan gemuruhpasir di dadaku yang paling dalam.
III/
Tak semestinya lesuhpeluh merengkuh sukmamu di kedalaman jerambah
Barelang. Berbisiklah pada angin petang, agar ia menghanyutkan sendumu
hingga ke lesung senja. Juga pada gumulan air sungai, tuk melarungkan
retakan kaca hingga ke jantung malam. Di tepian kali terpahat
katakata:
"Terlalu singkat risalah dunia, jika bulir airmatamu menggantung di
pipi harihari"
IV/
Coastarina bukan lagi taman burung berkepak putih. Juga bukan denah
bebatuang bermukim, tetapi adalah suhana tembilahan, sejelita
berhidung mancung, dan berkerudung petanggemilang. Wahai perempuan
bersaanggul mawar, di sipit senyummu telah tercacak mentari pagi.

(BATAM, 10 mei 2011)

Jumardi Putra

Tidak ada komentar:

PESONA DANAU KEMBAR

Serupa tapi tak sama namun keindahannya sebanding, itulah Danau Di Atas dan Danau Di Bawah di Solok, Sumatera Barat. Kedua danau ini berdamp...