Translate

Jumat, 11 Mei 2018

GANTI PRESIDEN 2019, KEKUATAN DAHSYAT DARI HATI RAKYAT



Minggu demi minggu, dapat dipastikan arus gelombang suara hati rakyat yang mengkristal dalam seuntai bait kalimat "2019 GANTI PRESIDEN" akan semakin menggunung. 


Lebih dari itu spirit "2019 GANTI PRESIDEN" bagaikan munculnya sinar mentari di pagi hari, yang cahayanya dirasakan begitu hangat menerangi suramnya perasaan rakyat yang risau terhimpit beban ekonomi sekaligus membuka cakrawala baru penuh harapan untuk menyongsong kehidupan yang lebih baik dengan kehadiran Presiden baru yang berpihak kepada rakyat di tahun 2019 mendatang.


Di Jakarta, Surabaya, Bandung, Makasar dan berbagai kota lain di republik ini, syair "2019 GANTI PRESIDEN" serentak bergemuruh. Syair yang lahir dari rahim suara rakyat, yang kehadirannya muncul begitu saja secara serentak, tanpa melewati sebuah Komando, melainkan digerakkan oleh ikatan batin yang sama, yaitu keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.


Hari minggu ini, hari minggu depan dan hari minggu  esoknya lagi, secara kasat mata dapat terlihat, gelombang besar gerakan moral "2019 GANTI PRESIDEN" akan semakin terlihat terus membentuk gulungan besar aksi-aksi yang sejatinya tidak pernah secara formil dipersiapkan. 


Aksi-aksi memakai kaos, pin, gelang, topi bertuliskan "2019 GANTI PRESIDEN" mengalir begitu saja tanpa melalui sebuah Komando sebagaimana lazimnya sebuah aksi yang digerakkan secara formil. Tidak ada panita, koordinator ataupun ketua aksi "2019 GANTI PRESIDEN".  Aksi-aksi tersebut muncul begitu saja pada event-event seperti Car Free Day atau kegiatan masyarakat berolah raga di pagi hari.


Masyarakat hanya melakukan kegiatan rutin hari-hari sebagaimana biasanya, hanya saja kemudian mereka sisipkan sedikit "cuitan kecil" suara hati rakyat dalam bentuk kaos, topi, pin, gelang, dan beragam asesoris lain bertemakan "2019 GANTI PRESIDEN".  Namun karena dilakukan secara serentak bersamaan maka "cuitan kecil" tersebut menjadi begitu menggema hingga suaranya terdengar hingga ke telinga masyarakat dunia Onternasional.


Wajar saja jika Presiden saat ini merasa khawatir dan takut dengan kaos "2019 GANTI PRESIDEN", begitu juga halnya dengan partai-partai pengusung Petahana, mereka wajar merasa begitu galau, sebab slogan "2019 GANTI PRESIDEN" bukan lagi hanya merupakan sekedar slogan, tetapi sudah menjadi sebuah gerakan moral yang dapat dipastikan akan meluluh lantak kan seluruh upaya propaganda kampanye petahana dan partai politik pengusungnya.


Negara-negara mitra kerjasama misalnya, sejak saat ini sudah melakukan suspend terhadap investasi, pinjaman dan bantuan luar negeri bagi Indonesia. Berbagai pembiayaan atas proyek-proyek infrastruktur juga ditunda hingga mendapatkan kepastian politik pergantian rezim di tahun 2019 mendatang.


Itu sebabnya kemudian petahana dan partai koalisi pendukungnya melakukan berbagai upaya untuk melakukan normalisasi iklim politik yang tidak memihak mereka. 

Sayangnya berbagai upaya yang dilakukan terbukti tidak efektif dan malah menjadi kontra produktif. Menyumpal mulut beberapa aktivis oposisi dengan sejumlah bayaran dan melakukan strategi pecah belah kekuatan oposisi malah justru berbalik menjadikan kristalisasi kekuatan moral rakyat semakin besar menolak rezim penguasa.


Kini hanya berselang 12 bulan saja menuju Pilpres 2019. Gelombang suara "2019 GANTI PRESIDEN" terus saja semakin besar. Dan rupanya ada efek positif juga yang didapat masyarakat akhir-akhir ini, yaitu menjadi lebih sehat karena rajin olahraga di pagi hari, menciptakan komunikasi sosial yang lebih erat dan menguatkan kebersamaan.   

Sebaliknya di sisi lain, berbagai sentimen negatif terus saja menghujam kredibilitas petahana, koalisi partai dan kelompok pendukungnya. 


Kelak ketika akan sampai pada puncaknya nanti, dari sisi banyaknya jumlah peserta, gelombang aksi 7 juta masa ABI 212 di Monas saat melengserkan Ahok akan menjadi tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan gelombang aksi 120 juta masa "2019 GANTI PRESIDEN" yang akan hadir serentak di seantero wilayah bumi nusantara. Sedang persamaannya adalah aksi akan tetap berlangsung tertib, damai, berahlak, elegan,  tidak anarkis, tidak merusak, didukung secara ikhlas oleh seluruh komponen masyarakat di sekitarnya dan tidak ada rusuh-rusuh akibat rebutan nasi bungkus.


~ Nadya Valose ~

Pegiat Akal Sehat


#2019GantiPresiden🇮🇩

Tidak ada komentar:

PESONA DANAU KEMBAR

Serupa tapi tak sama namun keindahannya sebanding, itulah Danau Di Atas dan Danau Di Bawah di Solok, Sumatera Barat. Kedua danau ini berdamp...